OtoHub.co - Pasar mobil bekas (mobil bekas) kembali menunjukkan dinamika menarik sepanjang semester pertama 2025 (Januari-Juni).
Data dari sejumlah pelaku sentra mobkas seperti Indigo Auto Paramount, di M2S BSD, Tangerang hingga jaringan ITC Mangga Dua mencatat penurunan harga yang cukup dalam, terutama sejak awal tahun hingga pertengahan Juni.
Nah yang paling menyakitkan itu harga bekas Toyota Alphard. Bahkan yang tahun muda pun sekarang susutnya bisa tembus Rp 250 juta.
Seperti diungkap Yudi Budiman, selaku pemilik showroom mobil bekas Indigo Auto Paramount.
Ia merujuk pada Toyota Alphard generasi ketiga (AH30) lansiran 2015-2023 yang dalam lima bulan terakhir alami koreksi harga antara Rp 200 juta hingga Rp 250 juta.
Yups, hanya dalam waktu 5 bulan, penyusutan harga bekasnya mencapai 20-25%, menjadikannya salah satu mobil dengan depresiasi paling tajam.
Sementara Alphard generasi sebelumnya (AH20) produksi 2008-2014, depresiasinya sedikit lebih ringan, yakni berkisar Rp 2550 juta atau 10-15%.
Bergeser ke MPV modern, Innova Zenix keluaran 2022-2024 juga terimbas. Meskipun tergolong masih muda, harganya turun hingga Rp 30 juta atau sekitar 6-8%.
Penurunan ini dikaitkan dengan banyaknya pasokan unit bekas, serta efek dari penawaran kredit ringan hingga diskon pada unit baru yang menekan harga jual kembali.
Buat konsumen yang sedang berburu mobil bekas, ini sebenarnya peluang. Tapi untuk pemilik Alphard atau Zenix yang baru beli setahun lalu, ini jelas bikin nyesak dada.
Baca Juga:
Harga Mobil Listrik Bekas Nyungsep Tak Terbendung, Kenapa Bisa Begitu? Ini Kata Pedagang
MOBIL LISTRIK
Tak hanya mobil MPV premium, tapi mobil listrik juga mengalami depresiasi yang cukup agresif.
Hyundai Ioniq 5 misalnya, anjlok sampai Rp 150 juta atau sekitar 10-12%. Sementara Nissan Leaf bahkan lebih ekstrem, dengan koreksi hingga Rp 85 juta atau 25%.
Mobil-mobil listrik lain seperti Chery Omoda E5, Wuling Binguo, hingga BYD Seal rata-rata mengalami penyusutan harga antara 8-12%.
Fenomena ini menurut pelaku pasar mobil bekas terjadi karena beberapa faktor, yakni ketidakpastian insentif pemerintah, harga baterai yang belum stabil.
Serta pesatnya perkembangan model baru yang menawarkan spesifikasi dan fitur lebih melimpah di harga yang justru lebih murah.
"Sampai saat ini kalau depresiasi EV masih lebih tinggi dibandingkan mobil bensin/diesel. Depresiasi mobil bensin/diesel yang umum sekitar 15-20% per tahun, sedangkan mobil listrik yang umum (non-premium) bisa sampai 20-30% per tahun," terang Yudi.
Tabel depresiasi harga mobil bekas JanuariJuni 2025:
Model / Merek Mobil | Tahun Produksi | Perkiraan Depresiasi (Juta Rupiah) | Persentase Depresiasi |
Toyota Alphard AH30 | 2015-2023 | 200 - 250 | 20 - 25% |
Toyota Alphard AH20 | 2008-2014 | 25 - 50 | 10 - 15% |
Toyota Kijang Innova Zenix | 2022-2024 | 20 - 30 | 6 - 8% |
Nissan Leaf | 2021-2023 | 50 - 85 | 20 - 25% |
Nissan Serena C27 | 2019-2022 | 30 - 50 | 12% |
Hyundai Ioniq 5 | 2022-2024 | 80 - 150 | 10 - 12% |
Hyundai Stargazer | 2022-2024 | 20 - 30 | 8% |
Chery Omoda E5 | 2024 | 50 - 60 | 10 - 12% |
BYD Seal | 2024 | 30 - 70 | 8 - 12% |
Wuling Binguo | 2024 | 30 - 40 | 8 - 12% |
Nissan Kicks | 2022-2023 | 30 - 50 | 8 - 12% |
Honda HR-V | 2022-2025 | 30 - 50 | 10% |
Kia Seltos | 2022-2024 | 20 - 30 | 10% |
Kia Sonet | 2022-2024 | 20 - 30 | 8% |