Depresiasi Brutal, Toyota Alphard dan Mobil Listrik Jadi Korban di Pasar Mobkas 2025

News Harryt Dagu
Sabtu, 19 Juli 2025 14:32:45
Harryt Dagu/OtoHub

Showroom mobil bekas Indigo Auto, membenarkan bahwa nilai jual kembali mobil listrik memang nyungsep

OtoHub.co - Pasar mobil bekas (mobil bekas) kembali menunjukkan dinamika menarik sepanjang semester pertama 2025 (Januari-Juni). 

Data dari sejumlah pelaku sentra mobkas seperti Indigo Auto Paramount, di M2S BSD, Tangerang hingga jaringan ITC Mangga Dua mencatat penurunan harga yang cukup dalam, terutama sejak awal tahun hingga pertengahan Juni.

Nah yang paling menyakitkan itu harga bekas Toyota Alphard. Bahkan yang tahun muda pun sekarang susutnya bisa tembus Rp 250 juta.

Seperti diungkap Yudi Budiman, selaku pemilik showroom mobil bekas Indigo Auto Paramount.

Ia merujuk pada Toyota Alphard generasi ketiga (AH30) lansiran 2015-2023 yang dalam lima bulan terakhir alami koreksi harga antara Rp 200 juta hingga Rp 250 juta. 

Yups, hanya dalam waktu 5 bulan, penyusutan harga bekasnya mencapai 20-25%, menjadikannya salah satu mobil dengan depresiasi paling tajam. 

Sementara Alphard generasi sebelumnya (AH20) produksi 2008-2014, depresiasinya sedikit lebih ringan, yakni berkisar Rp 2550 juta atau 10-15%.

Bergeser ke MPV modern, Innova Zenix keluaran 2022-2024 juga terimbas. Meskipun tergolong masih muda, harganya turun hingga Rp 30 juta atau sekitar 6-8%. 

Penurunan ini dikaitkan dengan banyaknya pasokan unit bekas, serta efek dari penawaran kredit ringan hingga diskon pada unit baru yang menekan harga jual kembali.

Buat konsumen yang sedang berburu mobil bekas, ini sebenarnya peluang. Tapi untuk pemilik Alphard atau Zenix yang baru beli setahun lalu, ini jelas bikin nyesak dada.

Baca Juga:

Harga Mobil Listrik Bekas Nyungsep Tak Terbendung, Kenapa Bisa Begitu? Ini Kata Pedagang

MOBIL LISTRIK

Tak hanya mobil MPV premium, tapi mobil listrik juga mengalami depresiasi yang cukup agresif. 

Hyundai Ioniq 5 misalnya, anjlok sampai Rp 150 juta atau sekitar 10-12%. Sementara Nissan Leaf bahkan lebih ekstrem, dengan koreksi hingga Rp 85 juta atau 25%.

Mobil-mobil listrik lain seperti Chery Omoda E5, Wuling Binguo, hingga BYD Seal rata-rata mengalami penyusutan harga antara 8-12%.

Fenomena ini menurut pelaku pasar mobil bekas terjadi karena beberapa faktor, yakni ketidakpastian insentif pemerintah, harga baterai yang belum stabil.

Serta pesatnya perkembangan model baru yang menawarkan spesifikasi dan fitur lebih melimpah di harga yang justru lebih murah.

"Sampai saat ini kalau depresiasi EV masih lebih tinggi dibandingkan mobil bensin/diesel. Depresiasi mobil bensin/diesel yang umum sekitar 15-20% per tahun, sedangkan mobil listrik yang umum (non-premium) bisa sampai 20-30% per tahun," terang Yudi.

Tabel depresiasi harga mobil bekas JanuariJuni 2025:

Model / Merek Mobil
Tahun Produksi
Perkiraan Depresiasi (Juta Rupiah)
Persentase Depresiasi
Toyota Alphard AH30
2015-2023
200 - 250
20 - 25%
Toyota Alphard AH20
2008-2014
25 - 50
10 - 15%
Toyota Kijang Innova Zenix
2022-2024
20 - 30
6 - 8%
Nissan Leaf
2021-2023
50 - 85
20 - 25%
Nissan Serena C27
2019-2022
30 - 50
12%
Hyundai Ioniq 5
2022-2024
80 - 150
10 - 12%
Hyundai Stargazer
2022-2024
20 - 30
8%
Chery Omoda E5
2024
50 - 60
10 - 12%
BYD Seal
2024
30 - 70
8 - 12%
Wuling Binguo
2024
30 - 40
8 - 12%
Nissan Kicks
2022-2023
30 - 50
8 - 12%
Honda HR-V
2022-2025
30 - 50
10%
Kia Seltos
2022-2024
20 - 30
10%
Kia Sonet
2022-2024
20 - 30
8%

Bagikan

Baca Artikel Asli