OtoHub.co - Masih banyak yang beranggapan pakai bahan bakar beroktan tinggi pasti bakal bikin performa mesin jadi lebih baik.
Eitss.. nanti dulu, karena tidak semua mesin kendaraan, baik motor maupun mobil, cocok menggunakan bensin beroktan tinggi.
Hal itu seperti dipaparkan oleh Dr. Ing. Ir. Tri Yuswidjajanto, pakar bahan bakar dan konversi energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), beberapa waktu lalu kepada OtoHub.co.
"Bila sistem pengapian kendaraan tersebut tidak bisa menyesuaikan ignition timing-nya terhadap bensin oktan tinggi, maka yang terjadi justru akan membuat performa mesin jadi turun dan mudah panas," jelas pria yang akrab disapa Prof Yus ini.
Begitu juga sebaliknya, jika pakai bensin dengan oktan yang lebih rendah dari anjuran pabrik, akan membuat performa mesin jadi kurang bertenaga dan boros.

Dr. Ing. Ir Tri Yuswidjajanto, Pakar Bahan Bakar & Konversi Energi ITB (kiri)
Namun jika kendaraan yang digunakan punya sistem pengapian yang bisa menyesuaikan dengan oktan bahan bakar yang digunakan, lanjut Prof Yus, pasti performa mesin akan terasa lebih bertenaga dan irit BBM.
Contohnya seperti yang dirasakan oleh Fariz Herlambang, salah satu anggota komunitas Raize Indonesia Club (RiC).
"Toyota Raize 1.0 turbo kan standar pabrikan pakai bensin RON 92. Waktu coba pakai Pertamax Green (RON 95), tenaga mesin terasa lebih enak dan lebih irit," tutur Fariz.
Oiya, memang secara spesifikasi pabrik, mesin Toyota Raize 1.0 turbo hanya memiliki rasio kompresi 9,5 : 1.
Namun karena menggunakan turbo, saat "rumah keong" ini bekerja, tekanan kompresinya akan berubah drastis.
Makanya sangat tidak disarankan menggunakan bahan bakar di bawah oktan 92.

Toyota Raize 1.0 Turbo GR Sport TSS
Lain cerita pada kendaraan non-turbo yang kompresinya di bawah 10:1, sebaiknya jangan deh pakai bensin oktan di atas 92, misal RON 95 atau malah RON 98.
Karena selain mubazir untuk harga yang dikeluarkan per liternya, juga justru akan membuat performa mesin jadi loyo dan mudah panas.
