Panduan Cara Memilih BBM Diesel yang Tepat, Cetane Number atau Sulfur?

Review Panji Maulana
Jumat, 25 April 2025 10:00:00
Pertamina

(ilustrasi) Pertamina sediakan BBM cetane number 51 dan 53

OtoHub.co Pemilik mobil diesel tentu wajib memakai BBM (bahan bakar minyak) jenis solar. Iya dong!

Saat ini di Indonesia, BBM solar sudah cukup banyak pilihannya, mulai dari brand ada produk Pertamina, Shell, BP dan Vivo.

Selain itu, Anda juga disuguhkan dengan pilihan angka setane atau cetane number.

Dan bahkan harus memilih berdasarkan sulfur seperti direkomendasikan oleh pabrikan mobil.

Agak membingungkan memang, kalau pengguna awam. Terutama mana yang lebih baik untuk mobil Anda?

Pilih Cetane Number (CN) yang tinggi atau sulfur juga tinggi, atau sebaliknya sama-sama rendah?

Nah, untuk menjawab semua itu, Dr. Ing. Ir. Tri Yus Widjajanto, Pakar Bahan Bakar ITB (Institut Teknologi Bandung) memberi penjelasan detail.

Baca Juga:

Mengenal Lebih Dalam Angka Oktan Bahan Bakar Bensin oleh Pakarnya

Ia mengatakan kepada OtoHub.co beberapa waktu lalu bahwa kebutuhan CN sebetulnya karena tuntutan regulasi emisi.

Dimana regulasi emisi rendah atau tinggi itu berhubungan langsung dengan konsumsi bahan bakar kendaraan.

"Kalau konsumsi bahan bakar rendah pasti emisinya rendah. Kalau konsumsi bahan bakar tinggi pasti cenderung emisinya tinggi. Nah, untuk bisa mendapatkan performa yang tinggi maka kita butuh cetane numper yang tinggi," jelas Prof Yus, sapaan akrabnya.

"Kalau cetane numbernya tinggi, pembakaran itu terjadi di banyak titik sehingga akhirnya mesin menjadi halus, tenaganya menjadi tinggi," ujar Prof. Yus.

Lalu, Ia menjelaskan, penggunaan BBM dengan cetane number rendah dapat menimbulkan detonasi dalam silinder mesin akibat pembakaran yang tidak terkontrol.

Selain itu, penggunaan BBM diesel dengan cetane number yang rendah juga menyebabkan pembakaran yang buruk, turunnya daya mesin, boros BBM, dan emisi tinggi.

SULFUR RENDAH

Agak berbeda dengan sulfur yang harus terus ditekan (angkanya). Kenapa?

Pertama, sulfur itu akan menghasilkan SOx (Sulfur Oksida) yang jika bertemu dengan uap air di udara akan menyebabkan hujan asam. Kata lain, menjadi polusi udara.

"Tapi selain itu, sebetulnya yang paling diminta oleh industri otomotif adalah sulfur itu harus selalu semakin rendah. Karena dapat mengurangi umur pakai catalytic coverter pada kendaraan," lanjut Prof Yus.

Catalytic coverter adalah sebuah alat yang dipasang pada system saluran gas buang kendaraan. Fungsinya mengurangi emisi gas buang kendaraan yang berbahaya (beracun) menjadi gas yang lebih ramah lingkungan.

Jadi, Anda mau pilih yang mana? "Kalau CN tinggi kita akan mendapatkan performa oke. Kalau sulfur rendah maka usia pakai mesin diesel kita akan panjang," imbuh Prof Yus.

Kalau suruh pilih pasti sih kita memilih yang CN-nya tinggi, sulfurnya rendah. Bukan begitu?

Apakah itu memungkinkan tersedia? Menurut dosen Teknik Mesin ini di Indonesia sudah mengadopsi Euro4 yang harus menggunakan bahan bakar berspesifikasi kategori 4.

Dimana bahan bakar dengan spek sulfurnya yang diminta adalah maksimum 10 ppm (Part Per Million), dan cetane numbernya minimum 51.

Dan pilihan solar dengan cetane number 51 cukup banyak, ada Pertamina Dexlite, Shell V-Power Diesel, BP Diesel dan Vivo Primus Plus.

Sementara bahan bakar cetane number 53 dimiliki oleh Pertamina Dex dan BP Diesel.

Gimana, sudah paham dong?

Bagikan

Baca Artikel Asli