Peta Kekaisaran Mobil Cina, Siapa Rajanya dan Kenapa Dunia Mulai Gelisah?

News Harryt Dagu
Sabtu, 24 Mei 2025 08:00:00
Harryt Dagu

(ilustrasi) BYD tidak bermain sendiri sebagai raksasa mainstream dan premium, tapi juga punya sub-merek seperti Denza dan Fang Cheng Bao untuk menyasar kelas atas dan eksperimental

OtoHub.co - Jangan keliru, industri mobil Cina bukan hanya tentang BYD dan Wuling.

Nah biar paham, kita jabarkan peta kekaisaran mobil Cina.

Biar gampang, OtoHub coba terjemahkan infografis Chinese Auto Industry 2024, yang merepresentasikan peta kekaisaran mobil Cina.

Dan terungkap, Cina kini bukan cuma pemain besar, tapi tampaknya sudah jadi semacam "kekaisaran otomotif baru" dengan kerajaan-kerajaan yang sedang memperluas wilayahnya.

Istimewa


Infografis Chinese Auto Industry 2024

Terlihat dari infografis di atas, mulai dari pusat lingkaran yang diisi nama-nama raksasa seperti FAW, SAIC, BAIC, dan GAC.

Perusahaan-perusahaan milik negara atau grup besar di lingkaran itu, meluas keluar membentuk lapisan-lapisan yang menunjukkan segmen pasar.

Yakni dibagi berdasarkan segmen pasar, mulai dari mobil murah, entry-level, mainstream, sampai ke ranah high-tech dan luxury.

Menariknya, di tiap lapisan itu, ada "anak-anak" dari grup besar yang ditugaskan memainkan peran masing-masing.

Ambil contoh BYD. Merek ini bukan hanya berdiri sendiri sebagai raksasa mainstream dan premium, tapi juga punya sub-merek seperti Denza dan Fang Cheng Bao untuk menyasar kelas atas dan eksperimental.

Begitu pula Geely yang menyusun pasukannya, dari Geometry di level entry, hingga Zeekr yang bermain di kelas premium.

Termasuk merek yang terdengar "internasional" seperti Galaxy dan Lynk & Co.

Lebih mengejutkan lagi adalah banyaknya merek yang mungkin terdengar asing bagi konsumen Indonesia.

Seperti Onvo, Hycan, Lingxi, Xiaomi, Jetta, Xpeng dan sebagainya.

Baca Juga:

Nissan Diambang Bangkrut, Lebih Pilih Tenggelam Daripada Merger dengan Honda, Kenapa Begitu?

Ternyata merek-merek tersebut juga bukan jualan "kentang goreng" namun punya kapasitas cukup besar dalam memproduksi dan memasarkan mobil listrik hingga teknologi robotik.

Sekali lagi, mereka bermain di ranah teknologi dan mengincar segmen premium. Hal ini menunjukkan bahwa dominasi Cina tak lagi soal kuantitas, tapi juga kualitas dan desain.

Apa Pengaruhnya untuk Dunia?

Pertama, Cina tak lagi mengejar ketertinggalan. Mereka sudah di depan, khususnya dalam elektrifikasi.

Kalau Jepang masih tarik ulur di EV (Electric Vehicle), dan Eropa mulai kelimpungan dengan cost structure.

Maka Cina sudah punya barisan merek yang saling menutupi celah. Mulai dari mobil listrik murah hingga SUV performa tinggi dengan teknologi AI bawaan.

Kedua, strategi mereka sangat sistematis. Setiap grup otomotif besar seperti SAIC, BAIC, Changan, Geely, dan GWM memainkan strategi "multi-brand dengan pembagian peran".

Yups, bisa dibilang mirip kerajaan, yang mengutus pangeran ke wilayah-wilayah strategis.

Dan terakhir, jangan abaikan merek-merek yang dulu cuma jadi bahan candaan. Ingat Wuling? Kini mereka ekspor ke Amerika Selatan dan Asia Tenggara.

Atau JAC dan Chery? Mereka sekarang aktif mengembangkan kendaraan komersial dan EV untuk pasar global.

Artinya, Cina sekarang bermain di segala lini. Dari pickup, sedan, hingga hypercar.

Yang menariknya lagi, bukan hanya soal siapa menjual apa, tapi bagaimana mereka membentuk ekosistem.

GAC misalnya, punya Aion untuk EV massal, Hyper untuk yang ingin sensasi Tesla killer, dan Trumpchi yang masuk segmen keluarga urban.

Ok kesimpulannya, Cina sudah membangun "kerajaan otomotif" dengan hirarki, strategi militer, dan teknologi yang mereka ciptakan sendiri.

Tampaknya dunia harus menyesuaikan diri, atau bakal tertinggal di belakang. Wah makin seru nih.

Baca Juga:

Sudah Dikasih Insentif, Kok Penjualan Mobil Tetap Seret? Ini Biang Keladinya

Yosi Setyo/OtoHub

Charger station Chery

16 Merek Mobil Cina di Indonesia

Otohub mencatat, Indonesia sudah kedatangan 16 merek mobil Cina. Mereka telah menginjakkan kaki di Tanah Air untuk mencicip manisnya pasar mobil Indonesia.

Hal ini juga disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi.

Ia menyebut pasar otomotif lokal memang menjanjikan. Sehingga membuat produsen dari Cina berbondong-bondong menanamkan investasinya di dalam negeri.

"Saat ini produsen mobil global khususnya dari Cina terus bidik pasar Indonesia, dan mereka semangat berinvestasi guna membangun pabrik dan infrastrukturnya di Tanah Air,"

"Bagi Gaikindo hal ini tentu menjadi hal yang sangat positif bagi perkembangan industri otomotif Indonesia," jelas Nangoi, dalam sebuah kesempatan.

Nangoi melanjutkan, Indonesia merupakan pusat ekonomi di kawasan Asia Tenggara.

Terlebih dengan demografi anak muda yang mulai mendominasi. Hal ini membuat pasar roda empat sangat potensial dalam perkembangannya.

Faktor-faktor tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para produsen otomotif global, termasuk pabrikan mobil Cina.

Bagikan

Baca Artikel Asli