News Harryt DaguHarryt Dagu Selasa, 29 April 2025 14:00:01

TKDN Jangan Kendor, Periklindo Tekankan Regulasi EV Harus Lebih Fleksibel

TKDN Jangan Kendor, Periklindo Tekankan Regulasi EV Harus Lebih Fleksibel
Harryt Dagu

(Ilustrasi) Mobil listrik berbasis baterai atau BEV berhak dapat insentif PPN 10%, artinya konsumen cuma bayar 2% dari total PPN 12%

OtoHub.co - Selain masalah fiskal, Ketua Umum Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia) Moeldoko menyoroti pentingnya penyederhanaan regulasi teknis kendaraan listrik. 


Ia menyebut, selama ini regulasi yang terlalu kaku bisa menghambat pertumbuhan industri EV dalam negeri.


"Perlunya kebijakan technical regulation. Ada regulasi-regulasi berisi teknikal, sehingga nanti tidak menyulitkan," kata Moeldoko, dalam sesi doorstop di pembukaan pameran PEVS 2025 (29/4).


Salah satu yang menjadi perhatian Periklindo adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). 


Moeldoko mendukung penuh peningkatan TKDN untuk memperkuat industri nasional. 


Namun, ia menilai perlu adanya fleksibilitas terhadap sektor yang membutuhkan teknologi tinggi, yang belum bisa diproduksi di Indonesia.


"Kalau semua sudah bisa diselenggarakan di Indonesia maka TKDN perlu dipertahankan. Tapi terhadap proyek-proyek nasional yang memerlukan teknologi tinggi yang belum bisa dibuat di Indonesia, itu harus ada fleksibilitas," jelasnya.


Fleksibilitas itu, menurut Moeldoko, bukan berarti melonggarkan semuanya, melainkan memberi ruang untuk perkembangan teknologi baru sembari tetap mendorong industri dalam negeri tumbuh kuat.


Baca Juga:

Kebijakan Gantung, Dealer Motor Listrik 'Sakit Perut', Stok Numpuk, Konsumen Tunggu Kepastian Subsidi

Perintah Presiden Prabowo


Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya agar regulasi TKDN harus dibuat dengan fleksibel dan realistis guna menjaga daya saing industri Tanah Air di pasar global. 


Hal tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam sesi dialog pada acara Sarasehan Ekonomi yang digelar di Menara Mandiri, Jakarta, pada Selasa (8/4/2025).


"TKDN sudahlah niatnya baik, nasionalisme. Saya kalau saudara mungkin sudah kenal saya lama, mungkin dari saya ini paling nasionalis. Kalau istilahnya dulu, kalau mungkin jantung saya dibuka yang keluar Merah Putih, mungkin," bilang Presiden.


"Tapi kita harus realistis, TKDN dipaksakan, ini akhirnya kita kalah kompetitif. Saya sangat setuju, TKDN fleksibel saja, mungkin diganti dengan insentif," imbuh Presiden Prabowo.


Ia memerintahkan, kebijakan TKDN agar lebih realistis dan tidak membebani industri dalam negeri. Ia menilai TKDN bukan hanya soal regulasi semata, tetapi juga menyangkut aspek yang lebih luas.


"Tolong diubah itu, TKDN dibikin yang realistis saja. Masalah kemampuan dalam negeri, konten dalam negeri itu adalah masalah luas, itu masalah pendidikan, iptek, sains,"


"Jadi itu masalah, nggak bisa kita dengan cara bikin regulasi TKDN naik," papar Presiden.


Banyak Merek Baru Siap Masuk Indonesia


Menanggapi kekhawatiran soal meningkatnya impor kendaraan listrik, Moeldoko membantah bahwa itu akan memukul produksi lokal. 


Ia justru melihat tren positif bahwa banyak brand EV asing yang berminat menanamkan investasi di Indonesia.


"Nggak juga (serbuan impor kendaraan listrik). Justru ke depan ada beberapa brand baru yang ingin investasi di Indonesia," katanya, tanpa merinci brand yang dimaksud.


Optimisme ini juga sejalan dengan semangat mempertahankan TKDN yang kuat, serta memberikan ruang fleksibilitas bagi teknologi yang belum bisa diproduksi secara lokal.

Related Article

Related Category