OtoHub.co - Di tengah tantangan industri otomotif yang makin kompetitif, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) terus memantapkan langkah sebagai pemain global.
Yaitu disebut TMMIN melalui fondasi utama yang berfokus pada kualitas, kepercayaan, dan komitmen terhadap pelanggan.
Lewat gelaran Customer Month 2025 yang berlangsung pada 19 Mei di Plant 1 Karawang, TMMIN kembali menegaskan bahwa kepuasan pelanggan bukan hanya tujuan akhir, tapi poros dari seluruh proses bisnis.
"Customer Month merupakan sarana untuk mempromosikan dan makin menegaskan komitmen Toyota Indonesia terhadap kualitas produksi kepada para distributor," ungkap Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam.
Ia melanjutkan, melalui forum ini pihaknya juga berharap ada masukan untuk mewujudkan yang lebih baik lagi.
Gelaran juga turut dihadiri perwakilan distributor dari berbagai negara seperti Arab Saudi, Malaysia, kawasan Asia, GCC, Amerika Latin, hingga Amerika Utara.
Baca Juga:
Toyota Masih Rajai Pasar, Penjualan Tumbuh 4,4% di Tengah Pasar Otomotif Melemah
Di balik lantang komitmen pada mutu, TMMIN menanamkan prinsip kerja yang kuat dalam keseharian produksi. Mencakup prinsip 3M, tidak menerima cacat, tidak membuat cacat, dan tidak meneruskan cacat.
Prinsip ini mengakar hingga level paling dasar di jalur produksi, membuat setiap individu merasa bertanggung jawab atas apa yang mereka hasilkan.

Kunjungan perwakilan distributor dari berbagai negara ke pabrik TMMIN
"Prinsip ini menjadi dasar bagi setiap karyawan untuk bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan mereka," tegas Presiden Direktur TMMIN, Nandi Julyanto.
Toyota juga menerapkan Built in Quality, sebuah konsep yang memastikan bahwa mutu tidak dicek di akhir proses saja, tapi ditanamkan di setiap tahapan.
Dengan pendekatan ini, produk yang keluar dari jalur perakitan bukan hanya sesuai spesifikasi, tapi juga memenuhi ekspektasi tinggi dari konsumen global dalam hal kenyamanan, keselamatan, dan daya tahan.
Ada dua aspek menjadi fokus utama TMMIN dalam menjaga kualitas. Yaitu product engineering quality dan product manufacturing quality.
Namun kualitas produk tak akan tercapai tanpa kualitas orang-orang yang memproduksinya. Itulah mengapa prinsip legendaris dari pendiri Toyota, Eiji Toyoda "We make people before we make product" masih dipegang teguh hingga kini.
Pola pikir proaktif, komunikasi berbasis data, dan budaya berpikir positif terus diasah lewat pelatihan internal dan eksternal, termasuk pengiriman karyawan ke luar negeri untuk memperluas wawasan.
Program seperti Quality Control Circle (QCC), Suggestion System, hingga Quality Control Project menjadi ruang terbuka bagi semua lapisan karyawan untuk menyumbang ide dan solusi. Mencakup filosofi Kaizen.
"Komitmen ini mencerminkan tujuan jangka panjang Toyota untuk menjadi pemimpin global dalam mobilitas yang berkelanjutan,"
"Sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional melalui inovasi dan standar kualitas yang tinggi," imbuh Bob Azam.