OtoHub.co - Di tengah dinamika industri kendaraan bekas yang makin kompleks dan terdigitalisasi, PT JBA Indonesia menjelma menjadi pemain penting yang tak hanya berbicara angka.
Di balik layar pergerakan bisnis yang tenang tapi konsisten, ada sosok Deny Gunawan, Chief Operating Officer JBA Indonesia. Ia menanamkan prinsip hidup sebagai fondasi kepemimpinan.
Lulusan Teknik Mesin Universitas Tarumanagara dan S2 di STIE IBI ini memulai kariernya di Astra pada 1997. Di perusahaan besar tersebut, Deny banyak belajar dari berbagai posisi.
Mulai dari pengembangan produk hingga menangani national key account. Namun titik baliknya datang ketika ia mengambil peran di dunia sales, bidang yang awalnya ia hindari.

Deny Gunawan, Chief Operating Officer JBA Indonesia (Kiri) dan Kazuhiro Shioyama, CEO JBA Indonesia di acara Peresmian Lelang Elektronik JBA
"Saya belajar bahwa untuk bertumbuh, kita tidak selalu bisa memilih hanya melakukan yang kita suka, dari hal yang tidak disukai justru saya terasah," buka Deny, lewat pesan tertulis kepada OtoHub (24/6/2025).
Prinsip kejujuran dan menyampaikan apa yang dibutuhkan, bukan sekadar apa yang ingin didengar, menjadi bekal penting yang ia bawa dalam kariernya, termasuk ketika memimpin JBA.
Setelah perjalanan di Adira Rent dan BidWin Auction, Deny bergabung dengan JBA di bawah Triputra Group, perusahaan yang ia anggap sebagai rumah kedua dalam kariernya.
Salah satu tantangan besar adalah saat ia harus menyatukan dua entitas berbeda, BidWin dan JBA.
"Menyatukan dua perusahaan dengan budaya dan sistem operasional yang berbeda bukanlah hal mudah. Tapi ketika semua pihak punya tujuan yang sama, kita bisa beradaptasi dan menyesuaikan diri bersama," katanya.

Deny Gunawan, Chief Operating Officer JBA Indonesia, menanamkan prinsip hidup sebagai fondasi kepemimpinan
Harmoni Adalah Kunci
Deny percaya harmoni adalah kunci. Dari proses itu, lahirlah kekompakan internal yang membuat JBA tumbuh pesat.
Bahkan saat pandemi COVID-19 melanda, JBA justru memanfaatkan momentum untuk ekspansi dan memperkuat jaringan.
"Saya percaya bahwa di balik krisis selalu ada peluang. Ketika pasar panik, kami justru menemukan celah. Lelang online mulai diterima, dan JBA tumbuh signifikan," kenangnya.
JBA kini melelang sekitar 120.000 - 130.000 unit kendaraan bekas tiap tahun, dengan jaringan nasional lebih dari 50 pool.
Angka ini bukan hanya prestasi, tapi kontribusi penting terhadap ekosistem kendaraan bekas dan ekonomi sirkular.
"Lelang bukan hanya soal harga, tapi juga soal emosi dan dinamika di lapangan," kata Deny.
Meski dunia digital terus berkembang, Deny mempertahankan sistem hybrid, lelang online dan offline tetap berjalan beriringan.
"Human touch tetap penting. Kami ingin pelanggan tetap bisa merasakan interaksi langsung," imbuh pria ramah ini.
Kehidupan Deny di luar pekerjaan juga terstruktur. Ia rajin workout dan membaca berita sebelum tidur.

Deny percaya harmoni adalah kunci
"Tantangan terbesar justru bagaimana menjaga konsistensi setiap hari," ujarnya.
Baginya, tubuh dan pikiran perlu diasah bersama agar tetap peka terhadap tantangan hidup dan peluang baru.
Filosofi hidup Deny sederhana, namun dalam: Remember, you will die.
"Kematian adalah alarm paling keras. Waktu kita terbatas, jadi setiap detik harus dimaksimalkan," katanya.
Deny tak melihat posisi sebagai puncak. Justru, ketika memiliki otoritas, ia percaya harus memberi manfaat sebesar-besarnya.
"Semua hanya titipan. Tugas kita adalah meninggalkan jejak yang baik," imbuhnya.
Dua sosok jadi inspirasi Deny, yakni sang ayah dan TP Rachmat.
Dari ayahnya, ia belajar soal visi untuk keluarga. Dari TP Rachmat, pendiri Triputra Group dan eks CEO Astra, ia mengadopsi prinsip less for self, more for others, enough for everyone.
"Beliau tidak serakah, dan selalu siap menyambut keberuntungan dengan kesiapan yang tepat,"
Nah pertanyaan selanjutnya, jika suatu saat meninggalkan industri otomotif, Deny menyebut tertarik ingin mengelola rumah jompo.
"Saya ingin menciptakan lingkungan di mana lansia bukan hanya dirawat, tapi tetap merasa berguna dan dihargai. Bukan tempat untuk yang ditinggalkan, tapi bagi mereka yang memang ingin berbagi hidup dan melayani," urai Deny antusias.
Bersama JBA, Deny bukan sekadar menjalankan bisnis lelang. Ia membangun ekosistem yang hidup, bernyawa, dan penuh nilai kemanusiaan.