OtoHub.co - Neta Auto sedang berdiri di persimpangan paling genting dalam sejarahnya.
Di bawah tekanan finansial yang makin berat, perusahaan induknya, yaitu Hozon New Energy Automobile Co., Ltd. mengumumkan restrukturisasi besar-besaran.
Ini bukan sekadar langkah korektif, melainkan pertaruhan besar.
Apakah mereka akan mati pelan di tengah kerasnya industri kendaraan listrik, atau justru bangkit dengan strategi baru yang lebih tajam dan fokus?
Dalam pernyataan resminya pada 12 Juni 2025, Hozon secara terbuka mengakui bahwa mereka telah cukup lama menghadapi krisis internal.
Masalahnya bukan satu atau dua. Yakni mulai dari tekanan likuiditas, persaingan yang makin ketat, perubahan kebijakan pemerintah Tiongkok terhadap mobil listrik, hingga terhambatnya rantai pasok.
Akumulasi persoalan itu membuat perusahaan yang sempat tampil sebagai rising star EV (Electric Vehicle) harus menempuh jalur restrukturisasi yang diawasi langsung oleh pengadilan di Tiongkok.
Baca Juga:
Neta Tutup Dealer Pertama di Indonesia, Manajemen Janjikan Layanan Ini ke Konsumen
Langkah awalnya cukup tegas. Hozon menunjuk tim profesional independen yang akan menangani proses ini secara prosedural, termasuk membentuk tim investasi strategis dan melibatkan likuidator untuk menstabilkan struktur internal.
Di tengah krisis keuangan, pendekatan transparan ini jadi sinyal bahwa perusahaan tidak menyerah, tapi sedang menata ulang pijakannya.
"Kami akan bekerja sama dengan likuidator untuk mengumpulkan modal industri terkemuka guna berinvestasi bersama perusahaan kami,"
"Dana tersebut akan digunakan untuk memulihkan produksi, melakukan penelitian dan pengembangan teknis, serta memperluas pasar internasional," tulis Neta Auto dalam pernyataan resminya.
Baca Juga:
Tim R&D Neta Dikabarkan Bubar, Penjualan Anjlok 98%, Bagaimana Nasib Neta di Indonesia?
Pada saat bersamaan, tim manajemen juga akan dioptimalkan dan direformasi, serta CEO baru akan ditunjuk oleh seorang eksekutif senior yang berpengalaman memimpin perusahaan otomotif internasional.
"Sehingga meningkatkan profesionalisme struktur tata kelola perusahaan," imbuh pernyataan resmi Neta Auto.
Yang menarik, Neta Auto tidak menutup operasional. Penjualan dan layanan purnajual di dalam negeri tetap berjalan, walau dalam mode efisiensi tinggi.
Bahkan di pasar internasional, mereka menjamin tidak ada gangguan operasional.
Perjanjian jangka panjang tetap dijalankan, begitu juga aplikasi layanan pelanggan yang tetap aktif.
Hal ini menjadi sinyal bahwa restrukturisasi bukan berarti game over, justru bisa jadi fase baru.
Neta juga memastikan hak dan kepentingan pemilik mobil tetap dijaga, termasuk pemegang merek dan pelanggan aksesori.
Alhasil, ini jadi langkah penting untuk mempertahankan loyalitas konsumen di saat kepercayaan pasar terhadap Neta sedang diuji.
Namun, yang paling penting dari semua ini adalah arah masa depan. Di tengah kesulitan, Hozon menegaskan mereka tak sekadar bertahan, tapi juga merancang ulang strategi bisnis jangka panjang.
Fokusnya ada pada teknologi dan produk. Pengembangan platform baru dan integrasi AI, optimalisasi manufaktur hingga 100.000 unit, serta kolaborasi dengan Huawei dan CATL disebut sebagai bagian dari agenda besar pasca restrukturisasi.
Tentu, jalan ke sana tidak mudah. Tapi dengan restrukturisasi ini, Hozon seolah berkata "Kami tidak selesai, kami sedang bersiap."
Apakah ini akan cukup untuk membawa Neta Auto keluar dari masa sulit? Atau justru jadi pertaruhan terakhir sebelum benar-benar tenggelam dari peta EV dunia?
Satu hal yang pasti, industri otomotif listrik global sedang sama-sama menonton perjuangan Neta, sambil berjibaku dalam persaingan EV dunia.
Lalu apa artinya semua ini bagi pasar Indonesia?
Nah kalau dicermati dari pernyataan restrukturisasi Neta Auto tidak akan mundur, melainkan indikasi bahwa mereka sedang menyiapkan diri untuk menjadi pemain yang lebih disiplin, fokus, dan tangguh di pasar EV global.
Bermodal fondasi yang lebih kuat, operasional yang lebih efisien, dan strategi produk yang jelas menyasar segmen menarik, Neta Auto tampaknya bersiap untuk membuat kejutan-kejutan yang lebih signifikan di masa depan.
Termasuk di pasar Tanah Air yang semakin haus akan inovasi kendaraan ramah lingkungan.