OtoHub.co - Beberapa waktu yang lalu, Nissan Motor Co., Ltd mengumumkan kerugian terbesar mereka dalam 25 tahun terakhir, yakni 670,9 miliar Yen atau sekitar Rp 75,5 triliun.
Angka ini bukan hanya sekedar catatan merah biasa, tapi ini jadi penanda bahwa Nissan tengah berada di ambang krisis. Jika tak bergerak cepat, ancaman kebangkrutan bukan lagi sekadar kemungkinan.
Nah, jika menengok kebelakang kerugian brand asal Jepang itu sudah dimulai pada tahun awal 2000-an.
Saat itu Nissan sangat popular ketika di bawah kepemimpinan Carlos Ghosn.
Baca Juga:
Nissan Bangkrut? Merugi Rp 75 Triliun, PHK 11 Ribu Karyawan dan Tutup 7 Pabrik
Selain sebagai orang nomor satu Nissan (saat itu), Carlos Ghosn juga menjadi nahkoda brand Renault asal Perancis.
Pria kelahiran Porto Velho, Rondonia, Brasil ini tak bosan-bosannya mendengungkan konsep Nissan 180. Ini angka keramat karena berisi target.
Angka satu melambangkan penjualan satu juta unit, angka 8 mewakili persentase laba perusahaan dan angka 0 simbol Nissan bebas utang.

Carlos Ghosn saat diwawancarai jurnalis dari seluruh dunia tahun 2003
"Kami akan berbisnis secara transparan, biar dunia tahu perkembangan dan tekad Nissan menyambut globalisasi," tukas Ghosn saat jamuan makan malam, bersama 264 wartawan seluruh dunia termasuk OtoHub yang diundang Nissan Motor Company (NMC) ke Tokyo (16-23 Oktober 2003).
OtoHub menjadi saksi dari keseriussan Nissan mengundang banyak jurnalis demi mewujudkan transparansi yang jadi tekad produsen mobil Jepang tersebut.
Saat hadir ke kantor pusat Nissan di Jepang (2003), Carlos Ghosn berpidato dengan penuh semangat akan membawa kejayaan Nissan.
Alhasil Ghosn dikenal sebagai pahlawan di Jepang karena sukses memimpin Nissan.
Tapi tak demikian yang diperkirakan, Ia justru terjerat mega skandal dan ditangkap otoritas keamanan Jepang pada November 2018.
Ghosn menghadapi empat dakwaan kejahatan keuangan, termasuk menyembunyikan pendapatan dan memperkaya diri dengan serangkaian pembayaran terhadap dealer mobil di Timur Tengah.

OtoHub ikut jadi saksi dari konsep Nissan 180 dari Carlos Ghosn
Dia juga dituding menyembunyikan pembayaran senilai US$ 80 juta dari Nissan. Setelah ditahan selama 3 bulan, akhirnya Ghosn diberi keringanan sebagai tahanan rumah.
Ghosn terlihat dari sudut-sudut kamera CCTV, bagaimana dia menyamarkan diri dari hiruk pikuk kota Tokyo. Dan memutuskan melarikan diri setelah mengetahui bahwa persidangannya ditunda hingga April 2021.
Ghosn dinyatakan sebagai buron International Criminal Police Organization (Interpol) setelah berhasil melarikan diri dari Jepang ke Lebanon saat pergantian tahun.
Ghosn menjadi buron internasional setelah terungkap melarikan diri ke Lebanon yang diklaim sebagai upaya untuk menghindari sistem pengadilan yang "curang" di Jepang. Surat buron Interpol menyerukan otoritas setempat untuk menangkap Ghosn.
"Saat itulah kami menyadari gaji Carlos Ghosn tujuh kali lebih tinggi dari direktur utama Toyota," ujar Nathalie Gigandet, Ancienne Directrice De Innovation Renault-Nissan, pada wawancara film dokumenter Netflix berjudul Fugitive : The Curious Case of Carlos Ghosn (2022).
Nah.. kalau penasaran akan kasus kontroversi kasus Carlos Ghosn, langsung tonton video di atas aja Sob.
Jadi penasaran, yuk ah..